Berikut ini kami ingin berbagi informasi seputar jenis-jenis penyakit yang sering dialami oleh kambing dan juga penyebab munculnya penyakit beserta cara pengendaliannya.
1. Pneumonia
Umumnya, serangan pneumonia disebabkan keadaan udara yang lembap, dingin dan kotor. Pneumonia sering menyerang kambing yang kurang baik pemeliharaannya. Kambing yang terserang pnemonia menunjukkan gejala seperti sulit bernafas, nafsu makan hilang, sering batuk dan demam.
Pencegahan pneumonia bisa dilakukan dengan cara menjaga kandang agar tidak lembap, selalu bersih, serta memperbaiki sirkulasi udara, tidak ada genangan air di sekitar kandang, menutup kandang jika angin kencang, dan memisahkan kambing yang sakit dengan kambing yangs ehat. Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan preparat antibiotik, tetapi harus sepengetahuan dokter hewan atau mantri hewan setempat.
2. Konstipasi
Konstipasi biasa menyerang anak kambing karena kotoran pertama yang berwarna hitam mengental dan keras. Akibatnya, kotoran yang biasanya dikeluarkan beberapa jam setelah kelahiran tersebut tidak bisa keluar. Gejala konstipasi terlihat dari anak kambing yang memperlihatkan tanda-tanda susah buang kotoran, berguling-guling, dan sering mengembik.
Pencegahan pada penyakit ini dapat dilakukan dengan cara memberikan pakan yang cukup. Sementara itu, pengobatan konstipasi dapat dilakukan dengan memberikan minyak sayur sebanyak satu sendok makan pada kambing.
3. Kembung (Bloat)
Penyakit kembung terjadi karena kambing dilepas dan memakan rumput yang masih basah, sehingga timbul gas dalam pencernaan yang tidak bisa dikeluarkan dari dalam perut. Kambing yang menderita kembung terlihat dari bagian perut sebelah kirinya yang membesar, punggung membungkuk, dan frekuensi pernapasan meningkat. Penyakit kembung yang tidak segera diatasi dapat menyebabkan kematian.
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan tidak memberi kambing pakan yang masih basah atau tidak melepas kambing yang lapar terlalu pagi, karena rumput masih basah oleh embun. Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menekan-nekan perut bagian bawah dengan menggunakan bambu utuh. Sambil ditekan dengan bambu, angkat hewan sampai gas keluar.
4. Ecthyma Contagiosa (Orf)
Penyakit ecthyma contagiosa disebabkan virus yang bersifat zoonosis, yaitu bisa menular kepada manusia. Gejalanya terdapat luka di sekitar mulut yang bisa menyebar ke sela-sela kuku. Akibatnya badan kambing menjadi kurus karena nafsu makan menurun. Penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya setelah 4 minggu. Namun bisa mengakibatkan kematian jika terjadi infeksi sekunder.
Pencegahan penyakit ini bisa dilakukan dengan mengkarantinakan kambing yang berasal dari tempat lain selama 2-3 minggu atau mengisolasi kambing yang diduga menderita penyakit tersebut. Pengobatan dilakukan dengan memberikan antibiotika leukomosin. Antibiotik tersebut untuk mencegah infeksi sekunder yang bisa menyebabkan kematian.
5. Keracunan
Keracunan disebabkan kambing mengonsumsi pakan hijauan yang mengandung racun. Gejalanya, kambing mengalami kejang-kejang, mulut berbusa, selaput lendir mata berwarna kebiru-biruan, dan kotoran bercampur darah. Pada kondisi yang parah bisa menyebabkan kematian yang mendadak.
Pada kasus keracunan yang diketahui secara dini, pemberian tablet norit atau air kelapa muda bisa menyelamatkan kambing dari kematian. Namun jika sudah akut, kambing sulit tertolong. Pencegahan dilakukan dengan cara tidak memberikan hijauan yang mengandung racun, seperti daun singkong segar, dan hijauan yang masih muda. Selain itu, harap diperhatikan tempat dimana kambing digembalakan, jangan sampai ada tanaman beracun yang bisa termakan oleh kambing. Daun singkong dan hijauan lain dapat diberikan jika dilakukan terlebih dahulu selama 3-4 jam.
6. Cacingan
Cacingan disebabkan oleh serangan cacing haemonchus cocortus yang hidup bersama cacing lain. Cacing ini melekat pada selaput usus dan mengisap sari makanan. Kambing penderita cacingan tidak bisa gemuk, meskipun makannya banyak. Biasanya anak kambing berumur 3-4 bulan yang terserang penyakit ini bisa menjadi kurus, bahkan mengalami kematian.
Gejalanya yaitu kambing susah buang kotoran, kotoran yang keluar pada awalnya keras lalu lunak dan akhirnya mencret, akibatnya bulu dekat anus menjadi kotor oleh kotoran mencret. Selain itu, perut kambing terlihat besar, bulunya kasar (tidak mengilap), dan terlihat lesu.
Pencegahan penyakit cacingan dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kandang dan menggembalakan kambing pada siang hari agar tidak ada lagi telur cacing yang menempel di rumput. Seluruh kambing diberi obat cacing, terutama bila ada kambing yang terserang cacingan. Untuk obat cacing yang biasa digunakan antara lain cetarin concurat, wormex powder, atau pheno plus dosis 5-10 g/ekor, diberikan melalui air minum setiap 3 bulan sekali. Atau sesuai dosis yang ada dalam kemasan. Sebelum pemberian obat cacing, kambing dipuasakan terlebih dahulu selama 12 bulan.
Sumber: Buku Petunjuk Praktis Menggemukkan Domba, Kambing, dan Sapi Potong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar